Ada banyak teori soal siapa yang membangun Piramida di Mesir. Bangunan bersejarah peninggalan peradaban Mesir kuno itu menjadi salah satu keajaiban dunia yang hingga kini masih berdiri tegak. Piramida adalah nekropolis atau kompleks pemakaman firaun atau raja-raja yang pernah berkuasa di era Mesir kuno.
Beberapa teori yang muncul adalah yang membangun Piramida adalah budak Yahudi. Selain itu, ada juga teori yang menyatakan dibangun oleh penduduk Atlantis, kota yang hilang, dan bahkan alien.
Namun tidak ada bukti yang bisa membuktikan teori-teori tersebut.
Dikutip dari laman Live Science, Rabu (8/3), tidak ada peninggalan arkeologis yang bisa dikaitkan langung dengan orang-orang Yahudi yang ditemukan di Mesir 4500 tahun lalu ketika Piramida Giza dibangun, menurut penelitian arkeologi. Sehingga teori pertama itu tidak dapat dibuktikan.
Di samping itu, kisah dalam Alkitab Ibrani yang menceritakan orang Yahudi yang diperbudak di Mesir mengacu pada kota bernama "Ramses". Kota bernama pi-Ramses ditemukan selama kekuasaan dinasti ke-19 (berlangsung sekitar tahun 1295-1186 SM) dan nama tersebut diambil dari nama Ramses II, yang berkuasa tahun 1279-1213 SM.
Kota Ramses dibangun setelah pembangunan Piramida rampung.
Arkeolog Israel Finkelstein dan Neil Asher Silberman menulis dalam buku mereka ""The Bible Unearthed: Archaeology's New Vision of Ancient Israel and the Origin of its Sacred Texts", mereka tidak memiliki petunjuk soal keberadaan orang Israel awal di Mesir, baik yang tercantum dalam prasasti di dinding-dinding kuil maupun di makam, ataupun papirus.
Terkait teori kedua yang menyatakan Piramida dibangun penduduk Atlantis, tidak ada bukti arkeologi yang ditemukan terkait keberadaan kota yang hilang itu. Banyak ilmuwan meyakini cerita soal Atlantis itu fiksi.
Sedangkan teori ketiga yang menyebut Piramida dibangun alien, itu tidak masuk akal.
Menurut ahli Mesir kuno, semua bukti yang ada menunjukkan Piramida itu dibangun oleh orang-orang Mesir kuno. Namun bagaimana para pekerja yang membangun Piramida itu hidup, bagaimana mereka dibayar, dan bagaimana mereka diperlakukan masih menjadi misteri yang sedang diselidiki para peneliti.
Mesir memiliki lebih dari 100 Piramida kuno, tapi yang paling terkenal adalah yang dibangun selama kekuasaan firaun Djoser (sekitar 2630-2611 SM) dan piramida yang dibangun firaun Snefru (sekitar 2575-2551 SM), menurut Mark Lehner dalam bukunya "The Complete Pyramids: Solving the Ancient Mysteries".
Piramida Agung dibangun di Giza selama kekuasaan firaun Khufu (sekitar 2551-2528 SM), dan dua penerusnya, Khafre (sekitar 2520-2494 SM) dan Menkaure (sekitar 2490-2472 SM), juga membangun piramida di Giza.
Lehner menulis dalam bukunya, firaun yang berkuasa saat itu secara perlahan berhenti membangun Piramida selama Kerajaan Baru (1550-1070 SM), dan lebih memilih dimakamkan di Lembah Raja-Raja, berlokasi sekitar 483 km di selatan Giza.
Dalam beberapa dekade terakhir, para arkeolog menemukan bukti-bukti baru yang memberikan petunjuk seperti siapa orang yang membangun piramida dan bagaimana mereka hidup.
Dalam catatan tertulis seperti papirus yang ditemukan tahun 2013 di Wadi al-Jarf di pantai Laut Merah Mesir, mengindikasikan bahwa kelompok besar pekerja membantu membawa bahan-bahan bangunan ke Giza. Papirus itu mengungkapkan, kelompok yang terdiri dari 200 pria itu dipimpin oleh inspektur bernama Merer.
Mereka mengangkut batu gamping dengan perahu di sepanjang Sungai Nil berjarak sekitar 18 km dari Tura ke Piramida Agung, di mana batu itu digunaka untuk membangun tembok paling luar monumen tersebut.
Papirus yang menjelaskan dengan rinci sejarah piramida itu masih dalam proses pemecahan dan analisis, tapi hasilnya mengindikasikan kelompok pekerja yang dipimpin Merer itu bukan sekadar membantu konstruksi piramida. Para pekerja ini tampaknya telah melakukan perjalanan ke sebagian besar Mesir, mungkin sejauh Gurun Sinai, melaksanakan berbagai proyek konstruksi dan tugas yang telah diberikan kepada mereka.
Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah mereka adalah bagian dari kekuatan profesional yang lebih permanen daripada sekelompok pekerja pertanian musiman yang akan kembali ke ladang mereka.
Menurut papirus tersebut, para pekerja itu diberikan makanan berupa kurma, sayuran, daging unggas dan sapi, seperti disampaikan Pierre Tallet, Profesor Egyptology di Universitas Paris-Sorbonne yang menguraikan papirus dan salah satu pemimpin tim yang menemukannya.
Mark Lehner mengatakan, pejabat yang berkedudukan tinggi yang terlibat dalam pembangunan piramida kemungkinan menerima hadiah berupa lahan atau tanah.
Tim Lehner telah menggali sebuah daerah di Giza yang ditinggali beberapa pekerja yang membangun piramida firaun Menkaure. Sejauh ini, arkeolog menemukan bukti bahwa penduduk kuno daerah ini biasa memanggang roti dalam jumlah besar, menyembelih ribuan hewan, dan membuat bir dalam jumlah besar. Makanan tersebut dibuat untuk para pekerja yang membangun piramida.
Ada juga ditemukan kerangka para pekerja yang dikubur di dekat piramida. Kerangka ini dalam kondisi sempurna yang menandakan mereka memiliki akses untuk perawatan kesehatan di masa itu.
Makanan yang berlimpah, disertai bukti akses kesehatan yang memadai dan menerima tekstil sebagai upah, membuat para ahli Mesir sepakat para pekerja ini bukan budak.
Namun demikian, tidak semua pekerja mendapatkan akomodasi yang setara. Berdasarkan hasil penggalian tim Lehner, pejabat berkedudukan tinggi tinggal di rumah-rumah besar. Sedangkan Lehner menduga pekerja kelas rendah tidur di tempat sederhana atau di sekitar piramida.
Posting Komentar